Selasa, 24 November 2009

India di Panggung Fashion Dunia


SIAPA yang tidak tahu eksotisme India? Selain alam dan industri film, satu hal lagi yang akan membuat India semakin dikenal di mata dunia, yakni industri fesyen.

Lihat saja pagelaran mode akbar di berbagai belahan dunia. Sentuhan eksotisme India pasti tidak ketinggalan hadir, bukan hanya dari para desainer kenamaan yang menghadirkan motif sari maupun bentukan celana jodhpur tapi sepak terjang perancang negeri Taj Mahal yang kini telah sampai di panggung internasional.

Hal itu terjadi bukan tanpa perjuangan panjang. Fashion India bahkan dulu hanya dianggap sebagai bagian dari kebiasaan kaum hippie yang sempat menjamur di tahun 60-an dan 70-an. Namun mendekati abad ke-21, fesyen India mulai menunjukkan taringnya. Dimulai dari penampilan memukau desainer berbakat Ritu Beri yang mempersembahkan koleksi musim panas di ajang La Semaine de la Haute Couture, Paris.

Selanjutnya, gerbang menuju panggung dunia seakan terbuka lebar dan membawa Wendell Rodricks serta Anita Dongre untuk beraksi di perhelatan akbar busana siap pakai di Jerman, IGEDO Fair.

Apa yang menjadikan mode India begitu menarik bagi masyarakat Barat? Eksotisme sudah pasti menempati urutan pertama. Namun bukan hanya itu, para desainer India rupanya kompak mengangkat tradisi negaranya dan menawarkan sesuatu yang berbeda dari yang selama ini disajikan oleh industri fashion dunia. Tidak lagi mengandalkan garis rancangan minimalis dalam nuansa pastel nan lembut, mereka justru menggebrak dunia fashion dengan menghadirkan koleksi berwarna agresif yang dipenuhi embellishment rumit.

"Warna adalah salah satu hal yang membuat fashion India kuat," ujar Anupama Dayal, salah satu desainer India terfavorit saat ini. Gelar itu didapatkannya karena kecintaannya pada tekstil lokal yang diperkaya motif cetak buatan tangan. Hasilnya, koleksi yang mencerminkan keindahan etnis India sekaligus mampu tampil dalam nuansa kontemporer.

Rupanya, bukan hanya desainer lokal yang gemar menggunakan material khas India. Para perancang dari rumah mode ternama pun tidak ketinggalan mengaplikasikan kain etnis itu. Sebut saja, Giorgio Armani, Ferre, Valentino, Oscar de la Renta, Christian Lacroix, Emmanuel Ungaro, juga Jean Paul Gaultier, yang bahkan mengadakan kontrak kerja sama dengan seniman tekstil India.

Bukan hanya itu, Gaultier pun mempersembahkan koleksi khusus yang mengapresiasi India melalui "Indian Chiaroscuro". Menurutnya koleksi tersebut merefleksikan kekayaan tekstil India yang ditampilkan dengan desain kontemporer. Adapun Armani menampilkan karya unik yang diadaptasi dari bentukan busana khas India, salwar kameez.

Kecermatan dalam hal detail dan desain yang eksotis tentu tidak hanya memesona para desainer, tapi juga barisan selebriti dunia dan publik figure layaknya Putri Diana semasa hidupnya, Hillary Clinton, Catherine Zeta Jones, dan Sharon Stone.

Desainer India lainnya yang juga ikut berkpirah di panggung internasional adalah Agnimitra Paul yang selalu sukses menghadirkan nuansa glamor ke atas catwalk. Seperti juga desainer India lainnya, Agnimitra banyak menggunakan detail sequin, beads dan motif tradisional.

Hanya saja, koleksinya hadir dalam rancangan yang bergaya flamboyan dengan sentuhan ala barat. "Bagi saya, yang terpenting adalah makna di balik tiap rancangan, yakni menjadikan para wanita India lebih percaya diri dengan budayanya," terangnya.

Sementara Ritu Beri mempersembahkan nuansa misterius khas India melalui berbagai material eksotis seperti bandhini silk, brokat India, dan motif Mogul yang digunakan menjadi bentuk sarung, tunik, serta celana jodhpur. Tidak ketinggalan patola khas Gujarat dan bagh asal Punjab.
Eksotisme itu juga yang membuat Ritu sukses menapaki karier di dunia barat, termasuk memiliki gerai eksklusif di Bergdorf Goodman juga rangkaian butik di seluruh dunia.

Namun, yang pantas mendapat acungan jempol tentu Tarun Tahliani. Salah satu desainer top India ini tampaknya tidak pernah lelah mempromosikan mode negaranya di dunia internasional. Karenanya, wajar bila Tahliani banyak menghadirkan koleksi adibusana juga gaun pengantin tradisional. "Fashion tradisional India kini menjadi inspirasi bagi mode Barat, terlebih dengan aplikasi batuan serta teknik sulam tangannya

Perkembangan Fashion Muslimah Terbaru


Pertanyaan tentang mengapa memakai t-shirt muslimah berhubungan dengan alasan dibuat t-shirt muslimah itu sendiri. Perubahan mode busana muslimah dan gaya berbusana muslimah sendiri menjadi sebabnya.

Dulu, muslimah bertudung sangat jarang di Indonesia berbeda keadaan di Malaysia yang lebih dahulu dalam memakai busana yang menutup aurat.

Pada tahun 1970 an, perempuan kota (yang hidup di bandar) di Indonesia pada umumnya menggunakan busana mini (skirt di atas lutut). Pengguna busana yang tertutup hanya di pesantren tradisional. Itu pun bentuk tudung hanya seperti selendang yang dijuntaikan di kepala kemudian ujungnya dililitkan di leher.

Perubahan terjadi sekitar tahun 80 an saat kesadaran beragama mulai muncul di kalangan muda di perkotaan. Di Indonesia, mulai ada perjuangan untuk menggunakan busana muslimah. Pada masa itu, ramai orang mencibir (memandang aneh) para muslimah yang sadar untuk menutup aurat. Bagaimana orang-orang berkomentar miring terhadap pioneer tudung. Bentuk tudung ketika itu mirip-mirip dengan tudung di Malaysia (mungkin awalnya terinspirasi dari muslimah Malaysia).

Sekitar tahun 90an, walaupun belum seperti sekarang pengguna tudung dan busana muslimah semakin banyak. Alhamdulillah di era ini walaupun masih terus diperjuangkan, busana muslimah mulai diterima. Ditandai adanya undang-undang membolehkannya pelajar dan pegawai bertudung. Walaupun perjuangan untuk ini pun penuh rintangan. Terasa sekali perjuangan muslimah masa lalu untuk diterima (jadi bernostalgia saat-saat sering disidang guru). Ini tidak aneh di Indonesia, karena memang kondisi sosialnya berbeda dengan Malaysia ini.

busana muslimah sangat umum terihat di Indonesia setelah tahun 2000an, kalangan atas dari pejabat, artis dan kaum muda di perkotaan saat bangga menggunakan busana muslimah ini. Tak pelak lagi muncul berbagai designer busana muslimah menawarkan rancangan-rancangan yang cantik. Bahkan sekarang Indonesia adalah surga bagi pengusaha di bidang busana muslim. Dengan penduduk sekitar 250 juta jiwa dan sebagian besar muslim.

Namun, dengan umumnya busana muslimah ini, ada sisi lain di mana muslimah yang memakai tudung ini tahu lagi makna busana muslim dari sudut syariat. Walaupun banyak muncul butik busana muslimah tapi nilai berbusana seakan tidak ada. Jilbab muslim/jilbab muslimah yang sebenarnya nyaris tidak ditemukan. Busana ketat, celana panjang ketat ditambah dengan tudung mereka kita sudah cukup. Ini sungguh fenomena menyedihkan.

Oleh karena itu hal ini menggelitik para designer untuk menciptakan busana muslimah yang tidak sempit tapi tetap cantik. Begitu juga sekarang sudah banyak butik muslimah yang menyediakan busana, jilbab muslim/jilbab muslimah, dsb. Ini adalah usaha untuk memberikan yang lebih baik bagi kalangan muda.

Alhamdulillah sebagian musimah-muslimah yang ingin modis ini mulai bersedia mengganti baju-baju mereka. Ternyata sekarang ibu-ibu muda pun suka menggunakannya di saat santai karena alasan praktis dan nyaman terutama saat bepergian. Harapan kita semua insya Allah, semoga akan semakin banyak saudara-saudara muslimah kita kembali memakai busana yang mendekati syari’at dan tugas kita untuk menebarkan ruh dari busana muslimah yang mungkin semakin tergilas jaman. Butik muslimah juga bukan sebagai tempat bisnis saja tapi juga menjadi tempat syiarnya cara berbusana yang benar.

Fashion Batik Kini Menjadi Trend


Akhir-akhir ini, kalau saya perhatikan, pakaian bercorak batik atau model batik sedang populer di kalangan wanita, terutama remaja untuk pakaian sehari-hari. Sebelumnya, model batik atau pakaian batik lebih sering digunakan hanya untuk acara-acara resmi. Munculnya trend baju batik seperti ini menimbulkan 2 pertanyaan dalam benak saya; apakah ini bentuk sikap kecintaan mereka terhadap hasil karya tradisional Indonesia atau justru ini bentuk reaksi kemarahan mereka karena ada negara tetangga yang mengklaim baju batik sebagai “milik” mereka?

Saya baru menyadari betapa maraknya pakaian batik beberapa minggu yang lalu, ketika ibu saya, yang seoarang penjual batik bukan batik online , menawarkan pakaian batik dagangannya untuk saya pakai sehari-hari. Tidak biasanya, saya tidak menolak. Saya malah dengan senang hati menerimanya. Entah karena memang modelnya yang bagus sehingga saya ingin memakainya, atau entah karena tanpa saya sadari pakaian batik sudah mulai marak di kalangan remaja putri sehingga saya ingin mengikuti trend. Namun, apapun alasannya, saya mulai memakai pakaian batik sebagai pakaian sehari-hari di saat batik mulai manjadi trend.

Saya pikir, mungkin alasan orang-orang mulai gemar memakai mode batik karena mereka memang menyukainya sebagai karya bangsa. Terlebih lagi memang akhir-akhir ini model-model mode batik yang ditawarkan bisa dibilang up to date atau batik modern. Buat saya itu bagus, karena dengan begitu batik sebagai karya tradisional dari daerah-daerah di Indonesia dapat menyesuaikan diri dengan dunia masa kini sehingga mampu bersaing dengan maraknya busana barat yang juga populer. Tetapi saya jadi heran, mengapa baru sekarang batik menarik perhatian berbagai kalangan lewat desain-desainnya yang modern?

Ternyata menurut paman saya yang merupakan penjual batik dan pengusaha batik bukan batik online , yang juga baru akhir-akhir ini memproduksi batik berdesain up to date, alasan para produsen batik melakukan ini semua adalah atas dasar kejengkelan mereka terhadap Negara tetangga yang tiba-tiba mengklaim batik sebagai “milik” mereka. Mereka sebagai agen-agen penerus budaya batik Indonesia merasa sangat tersinggung dan tidak dihargai. Susah-susah mempertahankan keberadaan batik di Indonesia, tiba-tiba batik diaku Negara tetangga. Maka dari itu, untuk membuktikan bahwa batik “milik” Indonesia, mereka pun membuat pakaian batik yang berdesain batik modern untuk dipakai sehari-hari, sehingga masyarakat dapat sering memakainya.

Di satu sisi, hal itu terdengar menyenangkan, karena menunjukkan betapa para produsen itu berusaha kuat untuk membuktikan busana batik adalah milik Indonesia. Namun ada nada ironi juga di sana, karena menunjukkan bahwa kita baru bisa mempertahankan busana batik sebagai milik bangsa setelah ada yang menyerang dengan memperebutkan pengakuan kepemilikan batik. Kalau memang batik milik bangsa Indonesia, seharusnya sudah dari dulu batik digunakan sehari-hari. Tidak perlu hak paten, karena tradisi tidak ada yang asli. Namun, jika ingin memilikinya, seharusnya kita mencintai dan menjaganya sejak dulu. Kalau saja batik sudah marak digunakan sejak dulu, mungkin tidak akan ada yang berani mengakui kepemilikannya di Negara lain.

Jika ternyata maraknya pakaian batik sehari-hari adalah reaksi emosi sesaat terhadap Negara tetangga, mungkin saja ini akan menjadi trend sesaat. Ketika situasi meredam, mungkin saja orang-orang akan mulai meninggalkannya dan terbuai dengan keadaan aman bahwa kita sudah berhasil membuktikan bahwa batik adalah “milik” bangsa Indonesia. Hal ini tentu saja akan makin menimbulkan ironi, karena menunjukkan kecintaan yang begitu dangkal terhadap karya bangsa. Kecintaan hanya muncul sebagai reaksi emosional atas serangan bangsa lain.

Saya hanya bisa berharap pembuktian kecintaan masyarakat pakaian batik saat ini tidak akan mereda begitu saja ketika serangan dari Negara tetangga ikut mereda. Semoga trend batik ini tidak seperti trend mode yang tiap setahun sekali ditinggalkan dan dilupakan begitu saja, kemudian diganti dengn trend baru lagi.


Pengertian Fashion


fashion
a. pengertian fashion
apa itu fashion??????kita tahu fashion, tapi kita sendiri tidak tahu apa arti dari fashion itu sendiri. fashion berasal dari bahasa inggris, yang artinya cara, kebiasaan, atau mode. menurut saya sendiri fashion adalah busana yang menentukan penampilan seseorang dalam suatu acara tertentu, sehingga terlihat berbeda dari sebelumnya.
Perkembangan fashion tidak lepas dari pengaruh informasi. karena informasi merupakan sarana seseorang untuk bisa mengetahui lebih jelas tentang fashion.

b. perkembangan fashion di indonesia
kebaya, songket, batik, dan endek bisa dipakai menjadi bahan baku yang tidak kalah dengan bahan-bahan dari luar? Bukankah desainer lokal maksudnya indonesia, juga telah berusaha memperlihatkan karyanya di ajang ini? Semua ini tentu berpulang pada pihak tersebut, para desainer, pelaku mode, dan banyak lagi.

fashion show adalah sebuah pentas seni fashion dari perkembangan dunia fashion di Indonesia. kegiatan ini menghadirkan perkembangan fashion, bisnis, dan pendidikan yang terbaru dari industri fashion dan tekstil khususnya di indonesia. kegiatannya meliputi pameran, seminar, dan fashion show. biasanya Pameran fashion akan memperlihatkan produk garmennya, tekstil dan aksesori yang fashionable dan berkualitas.

Seminar dengan topik yang berhubungan dengan fashion, garmen, dan tekstil menjadi salah satu bagian dari kegiatan yang diminati banyak insan fashion.

Peragaan busana para desainer di Indonesia, menampilkan koleksi gaun malam, contemporary outfits, busana muslim dan busana etnik Indonesia. Para desainer yang akan menampilkan hasil rancanagnnya di dalam acara tertentu mempunyai tujuan tersendiri yaitu untuk membujuk para insan fashion untuk mau meminati hasil rancangannya itu.

Sejarah Fashion setelah perang dunia kedua


Perang Dunia II merupakan salah satu peristiwa yang membawa perubahan paling besar di dunia pada saat itu. Keadaan pasca perang telah mengakibatkan kerusakan dan trauma pada masyarakat di waktu itu, namun di sisi lain memberikan waktu bagi mereka untuk merasakan masa damai.

Pada waktu ini lah dimulainya perubahan dunia yg paling signifikan. Masyarakat waktu itu (terutama masyarakat dari negara yang ikut andil dalam perang) seperti berlomba-lomba untuk membuat anak, yang pada akhirnya menimbulkan ledakan penduduk. Kondisi ini (serta orang-orang yang lahir pada tahun 1946-1964) terkenal dengan sebutanBaby Boomers.

Saat para Baby Boomers ini beranjak dewasa, industri mendadak berkembang pesat mengikuti demand dari konsumen baru mereka. Fastfood, mall, dan berbagai macam industri lainnya mulai berkembang. Disamping itu, mereka tumbuh dengan didikan orang tua mereka yang keras akibat dari pengalaman hidup orang tua mereka semasa perang.

Di kurun waktu yang sama, kembali terjadi peperangan di berbagai belahan dunia. Generasi Baby Boomers di sebagian negara dituntut untuk membantu negara meraka dalam peperangan, contohnya Amerika yang menerapkan wajib militer pada saat mereka menghadapi perang Vietnam. Sebagian dari mereka, entah terpaksa atau tidak, mengikuti kebijakan tersebut, dan sebagian lain tidak. Mereka yang menolak kebijakan tersebut memilih untuk menjalani hidup sesuai keinginan mereka sendiri, terlepas dari segala tekanan dan berpetualang bebas. Salah satu efek yang ditimbulkan adalah terbentuknya Beatnik, yaitu semacam gerakan anak muda yang lari dari rumah dan berkumpul dengan teman sebayanya. Pada saat berkumpul ini pada umumnya mereka suka mendengarkan musik-musik Jazz. Beatnik ini pula yang kemudian berkembang menjadi Flower Generation yang orang-orangnya populer dengan sebutan Hippies. Mereka adalah orang-orang dengan paham yang unik, mencari kedamaian (peace), dan kembali ke alam. Mereka berkembang dengan ide-ide cemerlang tentang musik, sastra, fashion, dan sebagian juga berpengaruh di dunia politik. Dan mereka pulalah yang mempopulerkan logo peace, psycadelic rock, dam tie-dye. Namun sayang, kadang semua itu sering “ditemani” oleh berbagai macam obat terlarang serta daun ganja.

Kehidupan Baby Boomers yang keras dan juga dituntut kemandirian membentuk mereka menjadi orang-orang yang kuat di masa berikutnya. Mereka menjadi pekerja keras, memiliki loyalitas yang tinggi, serta obsesi yang besar untuk mencapai impian mereka. Merekalah yang membawa perubahan besar pada era setelah tahun 1960, dan pada masa itu inovasi di berbagai bidang tumbuh dengan pesat.

Setelah generasi Baby Boomers ini dewasa, mereka kemudian berkeluarga dan mempunyai anak. Anak-anak mereka kemudian digolongkan menjadi Generation X, yaitu mereka yang lahir antara tahun1960-1970an.

Saat generasi X lahir dan dibesarkan oleh generasi Baby Boomer berelaku etika kerja yang sangat kuat.Bagi mereka kerja keras adalah jalan menuju sukses sehingga banyak waktu tersita di tempat kerja. Mereka bekerja mulai pagi dan pulang pada waktu hari mulai malam. Tidak jarang karena kedua orang tua bekerja, anak-anak tersebut dititipkan di day-care. Keadaan ini mengurangi kuantitas dan intensitas hubungan emosi antara orang tua dan anak.

Saat itu pula terjadi perubahan dunia.Kemajuan teknologi begitu cepat sehingga arus informasi dan pengetahuan dunia sangat mudah didapat. Perubahan tatanan sosial, budaya dan politik terus berlangsung menjadi tatanan dunia. Kultur lokal mulai dimasuki oleh kultur dari luar yang mendunia.

Kondisi ekonomi kedua generasi pun berbeda. Kerja keras Baby Boomer mampu meningkatkan tingkat perekonomian sehingga generasi X mendapat kesempatan mulai menikmati kemajuan teknologi.

Pada saat itu pula (sekitar tahun 1970), merupakan era dimana segala sesuatu berkembang dengan pesat. Film dan musik mulai beragam. Sebut saja Mad Max, The Godfather, dan Star Wars yang menjadi film-film terpopuler di masa itu. Di musik terdapat band Queen, Sex Pistol, Beatles, ABBA, dan KISS. Musik Psychedelic juga masih populer di masa ini, terutama awal 1970, yaitu sejak mereka mengadakan Woodstock tahun 1969. Mereka bahkan menentukan isu-isu yang ada saat itu, seperti Make Love Not War, kemudian Unisex, isu lingkungan hidup, dan transgender.

Di era 80an, perkembangan melaju lebih pesat lagi. Segala sesuatu dituntut. Pada era ini teknologi memegang peran utama dan membuat segala sesuatunya menjadi serba instan. Semua hal harus dikerjakan dengan cara yang seefisien dan secepat mungkin. Perilaku ini kemudian juga menentukan produk-produk yang dihasilkan pada tahun tersebut. Manusia mulai menciptakan makanan instan yang siap dimakan kapan saja, mereka menciptakan mobil harian yang mendukun kecepetan tinggi agar manusia dapat bergerak lebih cepat. Bermain game pun dapat dilakukan dimana saja sejak gameboy ditemukan.Mobilephone juga mulai dipasarkan walaupun belum populer. Bahkan olahraga mulai dapat dilakukan dimanapun, karena pada saat itu sepatu dan kaos olah raga umum digunakan untuk kegiatan keseharian. Musik juga ikut berkembang cepat, terutama setelah MTV muncul sebagai saluran televisi yang menampilkan musik-musik mengudara. Hadirnya walkman juga mendukung hal tersebut.

Pada saat ini isu-isu kesehatan mulai diangkat. Orang-orang mulai memperhatikan kesehatan mereka walaupun dengan persepsi yang masih salah. Contohnya faham bahwa gemuk adalah sehat. Obat-obat anti depressan juga mulai sering digunakan agar stress mereka cepat hilang, contohnya Prozac.

Kerinduan Baby Boomers yang pada saat itu telah berkeluarga juga berpengaruh. Kerinduan mereka akan sebuah keluarga sedikit banyak berimbas, contohnya pada desain mobil yang laris pada waktu itu adalah mobil-mobil bertipe wagon dan family car.

Dan di tahun 1980an ini pula lahir generasi baru, yaituGeneration Y atau generasi Millenia. Timbul pula Generation dan Technolgy Gap antara kaum muda saat itu dengan Boomers yang telah dewasa. Bekerja pada saat itu tidak lagi 10 jam per hari. Persepsi tentang waktu dan uang pun berbeda antara dua generasi tersebut.Untuk Baby Boomer, waktu adalah hal-hal yang dapat diinvestasikan untuk tujuan masa depan. Boomer bekerja dan menaruh banyak waktu (55 jam seminggu) dan mengharapkan reward atas investasi tersebut. Umumnya mereka tidak mendapatkan apa yang mereka harapkan.

Generasi muda menganggap waktu bisa mereka kontrol, seperti halnya uang. Contoh: kalau kita tidak mampu membayar pegawai muda maka kita harus membayarnya dengan waktu kita untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Generasi muda tidak ingin menginvestasikan waktunya untuk pekerjaan yang tidak tentu. Dengan banyaknya pekerjaan yang tidak secure ,layoff dan perubahan industri, mereka menganggap bekerja pada suatu perusahaan punya potensi risiko ketidakpastian. Karena itu loyalitas pada generasi ini sangat lemah.

Era 90an dunia mulai tumbuh ke arah yang lebih rumit. Lagi-lagi teknologi masih memilki peranan vital di masa ini. Sebut saja handphone, pager, video game, kloning, GPS, dan internet. Hal yang sudah tidak asing dengan kita bukan?

Namun segala kemajuan tersebut membentuk generasi yang tumbuh pada masa init menjadi generasi yang easy going, santai, dan (masih) instan. Anytime, anywhere, you’ll got anything you need in a blink of eye. Semua bisa didapatkan dengan mudahnya tanpa harus banyak bergerak. Hal ini pula yang membentuk mereka dengan karakter yang individual, bahkan anti sosial. Namun karena masalah itu pula timbul ide penggunaan internet secara publik dengan fasilitas e-mail daninstant messaging, dimana orang dapat bersosialisasi dengan org lain tanpa harus bertemu muka dengan orang tersebut.

Dunia hiburan pun tidak ketinggalan. Musik menjamur dan “meracuni” orang-orang terutama remaja. Grunge, Fusion, HipHop, Rave, Rock, dan Alternative merupakan genre musik yang populer pada saat itu. Video game mulai heboh dengan console baru seperti Playstation dan Sega. Genre game pun semakin beragam dan permainan pun bisa dilakukan lebih dari dua orang. Dan karakter game pun menjadi salah satu ikon kebanggaan bagi anak muda selain band musik. Film-film pun muncul dengan berbagai dukungan teknologi. Animasi muncul dan dipopulerkan oleh Lion King dan Toy Story. Puncaknya ada pada tahun 1999 saat The Matrix muncul sebagai film paling fenomenal dan terkenal dengan adegan duel slow motion antara Neo dan Agent Smith.

Isu-isu lingkungan juga mulai lebih diperhatikan. Segala usaha untuk menyadarkan orang tentang kondisi lingkungan yang mulai meprihatinkan mulai gencar dilakukan. Di segmen anak-anak, pada awal 90an terdpaat film kartun Captain Planet yang mengangkat superhero penyelamat lingkungan. Organisasi Greenpeace pun mulai merambah Asia dengan membuka kantor cabang di negara-negara di Asia.

Dari segi fashion, musik masih menjadi faktor dominan busana yang berkembang pada saat itu. Musik Grunge band Nirvana memberi pengaruh paling besar di awal-awal 90an dengan mempopulerkan baju flanel motif kotak-kotak. Celana baggy dan kaosoversized populer di kalangan HipHop. Ada lagi, sepatu dan sandal sol tebal. Juga dandanan kasual ala band alternatif seperti Weezer dan Blur. Potongan rambut juga masih dipengaruhi dari musik dan beberpa dari film, seperti potongan rambut Demi Moore di film Ghost, rambut mullet, rambut para anggota Boyband yang populer saat itu, dan beberapa artis serial tv seperti model rambut Jennifer Aniston di serial Friends.